Perjamuan Putih

aku menamakannya Perjamuan Putih. santapan yang putih. minuman yang putih. pakaian yang putih. bebersih mandi. melupakan apa yang harus dilupakan. sekuat daya berusaha tak banyak mengingat apa pun di hati juga pikiran. ah, tapi aku masih menyertakan cokelat muda yang aku sukai. rasanya tak apa, masih tetap Perjamuan Putih. karena hatiku sudah memilih. tepatnya setelah selama penuh 7 dan setengah di 8 ini aku mendiamkan sekaligus berperang dengan diri sendiri. ah, tidak, tidak terlalu sendiri. aku melibatkan Bintang dan Bumi.

aku mengundang perjamuan terlarang ini datang, aku ingin menemukan apa yang aku cari. bertaruh dengan mencoba apa yang tak pernah boleh dengan sengaja aku lakoni. aku hanya berpikir, kenapa tidak kuambil saja hak istimewa itu saat ini? toh aku yang menanggung rasa sakit? kan aku yang membutuhkan menghilangkannya sesegera mungkin?

aku telah meneguk untuk kesembilan kalinya sebotol bening Air. memang tak biasa. tapi ia bagian dari Perjamuan Putih. ya, aku sudah memilih. aku perlu mengembalikan jiwaku pada tempatnya untuk kemudian belajar ulang tentang terbang lagi. biar tidak terus menyakiti Bumi. biar tidak terus dicemaskan Bintang. biar aku kembali Angin.

aku tak meminta didoakan apa-apa. jika memang harus bertemu kembali, maka akan selalu bertemu kembali 🙂

Leave a comment