entah kali ke berapa, entah tahun ke berapa, aku kembali jadi bagian dari sebuah Pagelaran Wayang Kulit Jawa. jika sebelumnya lebih sering kebagian tugas membawakan satu-dua Suluk saja demi meringankan Pak Dhalang, sekali ini jadi enam (dan itu pun lantas berkurang satu akibat Ketakterdugaan yang dihadiahkan Pak Is, heuheuheu) ~3~
menyenangkan ya menyenangkan. deg-degan ya deg-degan. pastinya sih tantangan yang dihadapi lebih dari sekadar ‘harus mampu menahan sergapan kantuk‘ dan ‘duduk manistenang’ *_*
maka apakah kemudian aku berminat belajar menjadi Dhalang? ohooo, tentu saja tidak. aku mencukupkan diri sebagai Penyedia Jasa Layanan Nyuluk saja sudah. apalagi aku belum berhasil menaklukkan 6tertinggi di Ada-ada Hasta Kuswala Alit (dan Suluk itu pula yang kemarin dilewat, tak jadi disuarakan). manalah sopan jika aku gaya-gayaan ~_~
sekarang, akhirnya aku bisa menjalankan ritual Hari Istirahat Tak Terbantahkan. tentunya sambil menunggu waktunya kembali merusuhi lain-lain Pagelaran Sendratari atau Wayang. bukan, yang dicari bukan Ketenaran. itu tak terpikirkan. karena yang terasa, semakin aku tak mengasingkan diri dari Kegiatan-kegiatan bersentuhan Budaya Jawa semacam ini, aku jadi tak pernah kehilangan sosok Bapak dan segala apa yang pernah ingin ditanamkannya padaku sejak mula. ia terus hidup mendampingi perjalananku yang belum ketahuan akhirnya. sesederhana itulah ~_~